10 Juli/Yes.55:10-11;Mat.13:1-23)

7:09 AM



Teks Kitab Suci
1 Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau.2 Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai.3 Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.4 Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.9 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"10 Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?"11 Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.12 Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.13 Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.14 Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.15 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.16 Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar.17 Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.18 Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu.19 Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.20 Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.21 Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad.22 Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.23 Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."

Renungan oleh Romo Yosef Aris, MSF

Ketika ditanya tentang modal dalam hidup, kita dapat menjawab macam-macam. Misalnya, modalku hanya nekat. Atau aku memuali usaha ini sungguh dari nol. Atau bahkan akan menjawab, aku tidak punya modal apapun untuk usaha. Itulah sebagian jawaban yang mungkin muncul. Padahal jika menilik ke dalam diri, sebenarnya ada banyak kemampuan dan kelebihan yang kita miliki, dan telah dianugerahkan oleh Allah. Cuma, kesadaran dan rasa syukur yang kurang muncul, sehingga kurang menggerakkan diri kita untuk berani berusaha lebih dalam hidup ini (atau mengembangkannya). Diri kita ibaratkan ladang yang siap untuk ditanami (Mat 13:8). Kesadaran akan diri sebagai ladang yang subur harus kita kembangkan, karena kita ini ciptaan Allah yang penuh kasih. Pertanyaannya, mengapa benih-benih baik kadang tidak tumbuh berkembang dalam diri kita?
Kita kurang mengerti (Mat 13:13). Mengerti berkaitan dengan mendengarkan. Maka sikap hidup yang harus kita miliki adalah membuka diri akan kebaikan Allah yang terus menerus mengalir tanpa henti. Mengerti berarti sikap mau menangkap, dan melaksanakan sesuatu yang baru saja didengar. Dengan sikap mengerti, kita akan mampu pula untuk menghindari bahaya, mengurangi kekerasan hati, mengusir kedengkian dan kebencian. Sehingga dengan demikian, iman kita pun makin bertumbuhkembang dan menghasilkan buah melimpah. Persaudaraan dengan sesama makin hidup, hidup sosial makin berkembang, kesatuan umat dan kerukunan makin terpancar. Kita mengerti firman Tuhan, berarti kita menerima Yesus, percaya kepadaNya, dan hidup makin menyerupai Dia.

sumber: http://www.biblikaindonesia.org

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Subscribe